Selasa, 01 April 2008

KALIGRAFI CHINA

Yang Ming Yen, Maestro Mao Bi, Kaligrafi China
Ming Yen tengah menuliskan kaligrafi Cina di selembar kertas berwarna merah

Namanya Yang Ming Yen. Wajahnya masih terlihat segar di usianya yang sudah menginjak kepala 7. Tangannya masih lihai menggerakkan kuas bertinta China. Matanya pun masih awas mengikuti gerak tangannya membentuk rangkaian tulisan kaligrafi China. Dalam bahasa China, seni kaligrafi yang ditekuni Ming Yen biasa dikenal dengan Mao Bi (baca : Mao Pi).

Pria kelahiran 1938 ini pun berbagi cerita. Sejak duduk di bangku SD tahun 1950-an, Ming Yen sudah belajar menulis huruf China. "Sekitar 5 tahun saya dapat pelajaran menulis Mao Bi di SD Pei Hua, dulu di Jalan Semar, Bandung. Setelah itu belajar sendiri," cerita Ming Yen, Jumat (25/1).

Ayahnya Ming Yen juga ternyata seorang seniman Mao Bi yang handal. Hanya, kata dia, dari 4 anaknya tidak ada yang mewarisi keahliannya. "Soalnya anak saya nggak ada yang di sekolah Chinese," lanjutnya.

Menulis Mao Bi, tak segampang yang dilihat. Menurut Ming Yen, seni ini tergolong seni yang sulit dipelajari. Ia sendiri benar-benar teruji kesabarannya untuk bisa menguasai seluruh huruf-huruf yang cukup 'njlimet'.

"Lama-lama bisa juga kok, asal tekun saja. Tidak seperti huruf latin yang berdiri sendiri, huruf Mao Bi ini bisa dirangkai. Kita harus pinter merangkainya supaya membentuk kata yang benar. Mao Bi ini seni yang cantik sekali. Tapi setiap orang punya gaya sendiri. Saya sendiri termasuk aliran Xing Shu," ujarnya.

Menurut Ming Yen, aliran Xing Shu merupakan aliran tersulit kedua setelah Chao Shu. Aliran lainnya, Kai Shu, Li Shu, dan Zhuan Shu. Apa beda aliran-aliran itu? "Wah, saya sulit menjelaskannya. Yang jelas terletak di lekuk-lekuk dan tarikan hurufnya."

Dari keahliannya ini, Ming Yen pernah diundang ke Ghuang Zhou, China bersama beberapa seniman Mao Bi lainnya. Sayangnya, semakin lama teman-teman Ming Yen tak semakin bertambah. Di Bandung, tempatnya bermukim, tak lebih dari 10 orang seniman yang ada.

"Profesi ini sudah panggilan hati. Dari profesi ini saya dipanggil kemana-mana untuk mengisi acara terutama saat menjelang Imlek seperti saat ini dan saat acara Chung Sui (acara bulan purnama) setiap tanggal 15 bulan 8. Biasanya, orang-orang minta dituliskan doa," kata dia lagi.

Rangkaian huruf China karya Ming Yen dituliskan di kertas khusus berwarna merah yang diimport dari China. Kalau di atas kertas putih, ia akan membubuhkan stempel bertuliskan namanya, yang juga khusus dipesan dari China.

Tidak ada komentar: